Kincir Air di Kolam Nila, Bisa Meningkatkan Produksi?
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak dikomersialkan karena pengelolaannya yang cukup mudah, sementara permintaan konsumsi yang tinggi serta gangguan penyakit yang belum terlalu banyak.
Biasanya ikan nila mampu mencapai pertumbuhan harian sekitar 4,1 gram/hari sehingga sudah bisa dipanen pada umur 4 hingga 6 bulan. Namun ternyata jika di dalam kolam/tambak ikan nila diletakkan kincir air diyakini dapat meningkatkan hasil produksi/panen lho.
Benarkah?
Yuk, kita cari tahu sama-sama.
Hasil produksi budidaya ikan nila bisa meningkat drastis bila dikembangkan dengan sistem kincir air. Kincir air berfungsi sebagai penambah oksigen terlarut di dalam air sehingga ikan merasa lebih nyaman meski jumlah tebar di dalam kolam tergolong tinggi. Penggunaan kincir dapat menaikkan pasokan oksigen terlarut hingga 3,5 ppm jika biomassa kolam 500 kg.
Tentunya, kincir tidak setiap hari digunakan. Biasanya, kincir air digunakan ketika kandungan oksigen terlarut di dalam kolam berkurang. Kondisi tersebut sering ditandai oleh ikan-ikan yang naik ke permukaan. Selain itu, kincir dinyalakan jika ikan sudah berada di dalam kolam selama 1,5–2 bulan.
Langkah-langkah:
- Pembudidaya mulai mengaktifkan kincir pada pukul 18:00–08:00. Kincir akan diaktifkan selama 24 jam pada saat 2 pekan menjelang panen. Saat itu ukuran tubuh ikan sudah besar sehingga kebutuhan oksigennya lebih tinggi.
- Penggunaan kincir terbukti meningkatkan produksi karena pembudidaya bisa menggunakan padat tebar yang lebih tinggi. Umumnya, kolam tanpa kincir hanya bisa menampung maksimal 10 nila per m2. Sementara itu, kolam yang memiliki fasilitas kincir bisa menampung nila sebanyak 20–40 per m2.
- Kelebihan lainnya dari sistem kincir air adalah hemat air karena sistem ini bisa diterapkan di kolam tergenang.
- Apalagi, proses budidaya nila dengan kincir hampir sama seperti budidaya nila umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada pemberian probiotik yang dilakukan 5–7 hari setelah air menggenangi kolam yang sudah dipupuk dan diberi kapur. Selanjutnya, probiotik diberikan setiap hari. Probiotik yang diberikan dapat mengurai sisa pakan dan kotoran yang berada di dalam kolam sehingga kadar amoniak lebih terkontrol.
Kekurangan :
Penggunaan kincir memang bisa menambah modal dan biaya produksi karena pembudidaya perlu membeli kincir dan mengeluarkan biaya untuk listrik. Namun, hasil produksi yang lebih tinggi hingga 2–3 kali lipat dinilai dapat menutup biaya investasi dan listrik.
Semoga informasinya bermanfaat.
Informasi lebih lanjut tentang produk-produk PT. Mutiaracahaya Plastindo, bisa didapatkan lewat menghubungi kami disini.