Alasan Tak Terduga, Keunggulan Budidaya Lele Bioflok
Budidaya lele sudah banyak dilakukan di Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lele yang bisa mencapai 150 ton setiap harinya. Sayangnya, anggapan lele dekat dengan budidaya yang tidak higienis masih melekat. Oleh karena itu, budidaya lele bioflok mulai dikembangkan dan menarik banyak peminat.
Bioflok merupakan sekumpulan berbagai organisme hidup yang diberikan kepada ikan budidaya. Organisme ini mencakup bakteri, alga, jamur, protozoa, cacing, dan lain sebagainya. Sistem bioflok sendiri merupakan sistem budidaya ikan yang berprinsip menumbuhkan, mengembangkan, dan menjaga komunitas organisme menguntungkan dalam media.
Dengan sistem ini, ada beberapa keunggulan tak terduga yang membuat sistem bioflok lebih unggul dibanding sistem budidaya konservatif.
Mampu mengurai bahan organik
Komunitas bakteri pembentuk flok bisa mengurai bahan-bahan organik menjadi bahan mineral anorganik. Bahan inilah yang dibutuhkan oleh fitoplankton dan zooplankton untuk menghasilkan zat yang dibutuhkan ikan budidaya, dalam hal ini ikan lele.
Mengendalikan senyawa-senyawa beracun
Bakteri yang ada di dalam kolam bersifat heterotrof. Bakteri ini bisa hidup dalam kondisi aerob. Ia bertugas mengendalikan dan menghilangkan kadar amonia dalam air. Jika kadar amonia terlalu tinggi, zat ini bisa menjadi racun bagi ikan lele.
Bakteri nitrifikasi juga bisa mengoksidasi nitrit. Nitrit kemudian diubah menjadi nitrat. Kualitas air pun meningkat dan menurunkan tingkat stres pada ikan budidaya. Dengan begitu, kolam dan ikan tidak menimbulkan bau.
Makanan tambahan bagi ikan
Bioflok sendiri merupakan kumpulan berbagai mikroorganisme. Kandungan gizinya, terutama protein, cukup memadai bagi ikan. Selain itu, bioflok juga bisa meningkatkan produktivitas dengan konversi pakan yang lebih baik, yakni hingga 30 persen.
Menekan organisme patogen
Bioflok yang diberikan kepada ikan akan masuk ke saluran pencernaan. Bakteri tersebut bisa menekan perkembangan bakteri patogen. Bakteri patogen kemudian akan menghasilkan zat dan senyawa, misalnya polihidroksi alkanoat (PHA).
PHA akan terurai oleh enzim pencernaan membentuk asam alkanoat. Senyawa ini akan menekan bakteri gram negatif dan bakteri patogen dalam usus. Dengan demikian, risiko kematian pun menurun.
Produk lebih higienis
Seringkali lele disalah-artikan sebagai ikan yang tumbuh di lingkungan berlumpur dan kotor. Namun, dengan sistem bioflok, daging yang dihasilkan akan lebih higienis. Daging ini juga lebih kenyal dan tidak berbau. Jeroannya, baik limpa maupun hati akan lebih bersih daripada jeroan ikan lele budidaya konservatif.
Demikian informasinya.
Informasi lebih lanjut tentang produk-produk PT. Mutiaracahaya Plastindo, bisa didapatkan lewat menghubungi kami disini.