Sejarah dari Hidroponik
Kini cara menanam tanaman sudah sangat modern sehingga bisa dilakukan dengan berbagai cara. Satu diantara banyak cara yang mulai digunakan dalam menanam tanaman adalah metode hidroponik.
Apa sih sebenarnya berbudidaya dengan metode hidroponik ini?
Yuk, belajar lebih dalam.
Pertanian hidroponik ini merupakan cara tanam yang menggunakan bantuan air, sehingga tanaman tidak ditanam di atas tanah seperti cara tanam pada umumnya.
Lalu, hidroponik sendiri artinya apa?
Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah
Kata atau istilah hidroponik ini berasal dari bahasa Yunani, yang dimana pengertiannya secara langsung dari istilah tersebut adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah
- Teknik menanam yang satu ini mulai banyak digunakan oleh masyarakat di perkotaan, karena biasanya lahan di perkotaan tidak seluas lahan di pedesaan.
- Teknik ini bisa dibuat dari mulai skala kecil-kecilan. Baik yang hanya sekadar hobi saja atau bisa juga untuk skala menengah ke atas yang memang dibuat sebagai bisnis yang menguntungkan.
- Jika Anda ingin mencoba budidaya tanaman dengan hidroponik ini, maka Anda harus memilih jenis tanaman yang nilai ekonomisnya tinggi. Contohnya : selada, sawi hijau, brokoli, timun jepang, tomat dan masih banyak jenis tanaman lainnya.
Sejarah Hidroponik
- Ternyata teknik menanam yang satu ini sudah dikenal sejak dahulu, tepatnya sejak tahun 1627.
- Saat itu terdapat tulisan dari Francis Bacon yang menuliskan tentang hidroponik, ia menjelaskan bahwa tanaman juga bisa ditanam dengan media lainnya selain tanah yaitu menggunakan media air.
- Baru di tahun 1699 dilakukan penelitian yang lebih lengkap tentang hidroponik ini, yang saat itu dilakukan oleh John Woodward.
- Namun hasilnya berbeda, hasil dari tanaman yang ditanam dengan hidroponik ini lebih bagus dengan menggunakan air yang keruh dibanding air yang bersih/jernih. Maka dari itu Ia menyimpulkan bahwa air yang digunakan untuk menanam tanaman tidak memiliki cukup nutrisi untuk membuat tanaman itu menjadi subur.
- Pada tahun 1842 penelitian pada tanaman hidroponik semakin ditingkatkan.
- Masuk ke abad 19, penelitian dari hidroponik ini semakin meluas karena ditemukan cara budidaya baru yang dinamakan hidroponik. Tetapi namanya belum hidroponik. Saat itu nama budidaya tanam yang baru ini masih budidaya perairan atau ada juga yang menyebutnya aquaculture.
- Penelitian tersebut ditemukan oleh William Frederick Gericke, yang saat itu berhasil menanam tomat dengan metode hidroponik dengan ukuran tinggi tanamannya yang mencapai 25 cm.
- Akhirnya Willian Gericke menerbitkan buku yang isinya mengenai teknik, nutrisi, media dan hal lainnya tentang hidroponik yang sangat lengkap. Dari situlah cara menanam atau budidaya dengan hidroponik ini semakin meluas dan berkembang pesat, termasuk penanaman hidroponik di Indonesia yang juga mulai banyak digunakan oleh para petani dan orang biasa.
Lalu bagaimana dengan perkembangan budidaya tanaman dengan menggunakan hidroponik di Indonesia?
- Baru di tahun 1980 metode hidroponik ini mulai masuk ke Indonesia, dan pada saat itu cara tanam ini diperkenalkan pada masyarakat luas oleh Bob Sadino.
Dan seiring berjalannya waktu, metode hidroponik ini sangat membantu khususnya untuk orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan dengan lahan yang sempit. Segalanya menjadi mudah dengan teknik penanaman hidroponik ini, sehingga cara tanam hidroponik ini menjadi pilihan alternatif yang tepat bagi masyarakat perkotaan atau masyarakat modern.
Demikian. Semoga bermanfaat.
Informasi lebih lanjut tentang produk-produk PT. Mutiaracahaya Plastindo, bisa didapatkan lewat menghubungi kami disini.