Tips Khusus Budidaya Cabai Keriting
Sebagai masyarakat Indonesia, cabai secara umum bisa dikatakan sebagai salah satu bahan dasar masakan nusantara. Salah satu jenis cabai yang cukup digemari adalah cabai keriting. Permintaan pasar terhadap cabai keriting pun kian meningkat mengingat selera konsumen yang masih setia terhadap rasa unik yang dihasilkannya.
Banyaknya manfaat dari cabe keriting ini pun kemudian mengundang daya tarik masyarakat untuk membudidayakan tanaman ini. Petani pun berlomba-lomba ingin meningkatkan produktivitas panennya.
Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk bertanam cabai keriting?
- Pemilihan Bibit Cabai Keriting.
- Penyemaian Bibit Cabai Keriting.
- Pengolahan Lahan Cabai Keriting.
- Proses Penanaman Cabai Keriting. Setelah melakukan proses semai selama 21-24 hari ditambah dengan ciri-ciri bibit yang tumbuh dengan daun 3-4 helai, itu artinya bibit telah siap untuk dipindahkan ke lahan yang sesungguhnya.
- Memperhatikan Iklim dan Jenis Tanah. Umumnya, cabai keriting dapat tumbuh di dataran tinggi maupun di dataran rendah dengan suhu 16-23 derajat celcius. Kemudian, untuk jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah tanah yang subur, gembur, kaya organik, serta yang mengandung pH 5.5-6.8.
- Pemeliharaan Cabai Keriting.
- Siramilah sebanyak dua kali seminggu.
- Lalu tancapkan tongkat kayu untuk menopang tanaman cabai ini di hari ke-7 setelah dilakukan pemindahan bibit.
- Berikan pupuk setiap dua minggu sekali.
- Sterilkan lahan dari gulma maupun hama penyakit.
- Proses Panen Cabai Keriting. Jangka waktu panen cabai keriting sendiri berbeda-beda sesuai dengan varietas bibit cabai yang digunakan, yang biasanya berkisar antara 65-100 hari. Proses panen bisa dilakukan setiap dua sampai 5 hari sekali setelah proses panen pertama. Panen dapat dilakukan sekitar 30-40 kali tergantung dari kondisi tanaman itu sendiri.
Semoga bermanfaat.
Informasi lebih lanjut tentang produk-produk PT. Mutiaracahaya Plastindo, bisa didapatkan lewat menghubungi kami disini.