Petani, Profesi yang Mulai Dilupakan
Petani adalah sebuah profesi atau pekerjaan yang begitu penting bagi kehidupan manusia. Secara harafiah petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut dengan cara menjualnya kepada orang lain. Namun di suatu titik, sudah tidak banyak lagi pemuda di masa millennial ini yang bercita-cita menjadi seorang petani.
Kira-kira, mengapa banyak pemuda-pemudi Indonesia yang tidak ingin jadi petani?
Masih terjebak paradigma kuno
Kebanyakan pemuda-pemudi millennial Indonesia, masih terjebak dalam paradigma atau pola pikir yang kuno tentang profesi ‘petani’. Padahal fakta di lapangan tidak seperti itu. Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pekerja di sektor pertanian per Agustus 2018 tercatat 35,7 juta orang atau 28,79% dari jumlah penduduk yang bekerja (124,01 juta jiwa). Sungguh ironi. Padahal,menurut hasil kajian global World Economi c Forum (WEF) Tahun 2010 menunjukkan pertanian selain sebagai penyedia pangan, merupakan sektor yang berkontribusi menyediakan 40% lapangan pekerjaan.
Petani, bukan profesi menjanjikan
Pasti banyak yang setuju dengan pendapat di atas. Dan faktanya, memang petani rata-rata berusia 45 tahun ke atas. Kondisi tersebut semakin memprihatinkan ketika para petani tersebut memutuskan menjual sebagian lahan pertaniannya untuk membiayai kebutuhan sekolah atau kuliah anaknya. Sehingga sering kali para petani mengalami kesulitan ekonomi hingga muncul label bahwa ‘petani bukan profesi yang menjanjikan‘.
Masih menjalankan model bertani secara konvensional
Kebanyakan petani Indonesia masih menjalankan model, pola atau teknik bertani konvensional yang kurang menarik di mata muda-mudi millennial. Padahal sejak sepuluh tahun terakhir sudah banyak model, pola atau teknik bertani modern yang mulai diterapkan petani di mancanegara. Faktor inilah yang sepertinya paling banyak mempengaruhi keputusan muda-mudi Indonesia enggan jadi petani.
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan minat muda-mudi Indonesia untuk jadi petani?
- Bekali dengan keterampilan dan pengetahuan.
- Hadirkan kondisi kesejahteraan yang lebih pasti.
Informasi lebih lanjut tentang produk-produk PT. Mutiaracahaya Plastindo, bisa didapatkan lewat menghubungi kami disini.