Pesona Ikan Lele dan Prospeknya dalam Bisnis
Ikan lele adalah salah satu jenis ikan dan merupakan sumber protein yang umum dikonsumsi oleh masyarakat indonesia saat ini. Dan jenis lele yang banyak dibudidayakan di indonesia adalah ikan lele sangkuriang atau yang lebih kita kenal dengan sebutan lele dumbo. Meski jenis ini bukanlah jenis ikan lele lokal Indonesia, namun peminatnya untuk dijadikan objek budidaya sangat besar. Jenis lele ini merupakan hasil silangan ikan lele asal Taiwan (Clarias Fuscus) dengan ikan lele asal Afrika (Clarias Mozambicus). Dan ikan lele jenis ini memang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan jenis lele lokal Indonesia. Jenis lele sangkuriang atau lele dumbo tumbuh lebih cepat, dan lebih tahan penyakit dibandingkan dengan lele lokal. Hal ini tentu saja lebih menguntungkan bagi para peternak lele baik dari segi volume produksi ataupun biaya. Nah, oleh sebab itu pesona ikan lele tak pernah habis di mata para pebisnis tambak budidaya. Lalu seperti apa besarnya peluang bisnis dari ikan lele ini?
Mengapa pesona bisnis budidaya lele hingga saat ini masih dianggap menguntungkan? Hal ini karena permintaan pasar terhadap ikan lele yang terus meningkat. Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto potensi lele di indonesia sangat besar dan bisa menjadi potensi ekspor ke Timur Tengah dan Uni Eropa. Apalagi dengan model budidaya yang tepat, pasti bisnis ternak lele milik Anda bisa meraup keuntungan yang sangat besar. Apa saja model budidaya ikan lele yang efektif? Jawabannya ada dua model yaitu budidaya secara bioflok dan budidaya secara Recirculating Aquaculture System (RAS).
- Model budidaya Recirculating Aquaculture System (RAS) merupakan suatu cara untuk memanfaatkan media budidaya (air) yang telah digunakan dalam sistem produksi untuk digunakan kembali layaknya baru. Dengan menggunakan berbagai treatment dan filter air kotor tersebut dapat digunakan kembali.
- Sedangkan model budidaya bioflok bisa Anda mulai lewat kolam bundar yang simpel. Budidaya bioflok tidak perlu memerlukan tempat yang luas untuk memulainya. Selain itu biaya investasi yang lebih kecil dengan jumlah produksi yang maksimal membuat cara budidaya ini menarik bagi para pemula. Untuk memulainya cukup membutuhkan tempat berupa kolam dengan diameter 2 x 3 meter dengan tinggi minimal 80 centimeter yang bisa dibuat dengan terpal atau bahan plastik geomembrane. Kolam berdiameter 2×3 ini mampu menampung 2000-2500 bibit ikan lele lho. Budidaya dengan cara ini diteliti dapat meningkatkan kemungkinan hidup ikan hingga 90 persen.
Kedua model budidaya di atas sangat bagus untuk dapat meningkatkan produksi hingga berkali-kali lipat bahkan tidak membutuhkan tempat yang luas dalam penerapannya.
Beralih ke perhitungan bisnis ikan lele, ternyata rata-rata peternak lele pemula yang berhasil membudidayakan lele mengaku dapat meraih keuntungan 3-4 juta perbulannya. Perhitungan kasarnya adalah untuk 4000 bibit ikan lele kamu memerlukan biaya sebesar pakan dan perawatan sebesar Rp6-7 juta hingga waktu panen. Jika panen kamu sukses, maka Anda bisa meraup pendapatan kotor Rp20-25 juta rupiah, dalam kurun waktu 6-7 bulan. Lamanya masa panen tergantung seberapa besar ikan yang akan kamu jual. Lele berukuran kecil-sedang bisa kamu panen dalm kurun waktu 3,5-4 bualan saja.
Jadi, apakah kalian tertarik juga untuk memulai budidaya lele?
Informasi lebih lanjut tentang produk-produk PT. Mutiaracahaya Plastindo, bisa didapatkan lewat menghubungi kami disini.