Penjelasan Tentang Monokultur
Dunia pertanian memang semakin menarik jika dipelajari lebih dalam. Salah satunya yaitu tentang tipe/cara bertanam Monokultur.
Lalu, apa itu Monokultur?
Ini dia penjelasannya.
Monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Metode pertanian ini sangat populer di daerah industri. Strategi ini menguntungkan petani karena memungkinkan pengurangan biaya, tetapi ketika satu varietas spesies ditanam, hal itu juga dapat membahayakan pertanian hingga kegagalan panen yang meluas. Dan metode ini sudah dijalankan selama bertahun-tahun dari generasi ke generasi. Monokultur juga dikenal sebagai metode pertanian tradisional yang bisa melestarikan kesuburan tempat tinggal mereka (petani), hingga dilaksanakan dengan sangat hati-hati.
Namun, meski begitu baiknya metode monokultur tetap ada kelebihan dan kekurangannya. Apa saja?
Kelebihan
1. Hasil Lebih Tinggi
Untuk monokultur, setiap tanaman menjalani standar proses budidaya, pemeliharaan dan pemanenan yang sama. Ini mengarah pada lebih banyak produksi dan biaya yang lebih rendah.
2. Penghasilan Lebih Baik untuk Petani dan Optimalisasi Pertanian
Saat menanam tanaman terpisah pada saat yang sama, ini berarti hanya satu metode yang diperlukan untuk menanam tanaman tersebut. Ini lebih efektif dan menguntungkan bagi petani. Tanaman lapangan yang paling cocok dapat ditanam dalam kondisi cuaca buruk seperti kekeringan, angin kencang dan musim pendek, yang lebih menyukai budidaya dan oleh karena itu berdampak kecil pada produksi.
3. Kesederhanaan Dalam Bertani
- Monokultur adalah sistem pertanian yang sangat sederhana. Ini terutama mencakup persiapan tanah, irigasi, dan bahan kimia bila diperlukan, yang semuanya berfokus pada preferensi tanaman tertentu. Hama dan penyakit diobati tanpa memperhitungkan efek pengobatan pada tanaman lain yang tidak ada.
- Selain itu, selama panen, monopoli memastikan keseragaman karena mudah untuk mengumpulkan bagian-bagian tanaman yang dibutuhkan melalui teknik sederhana, yang akan menjadi bencana jika tanaman tersebut berbagi lahan yang sama dengan tanaman lain.
4. Mengurangi Jumlah Lahan Tambahan yang Dibutuhkan
Tanaman khususnya menggunakan pupuk sintetis, yang mengurangi jumlah tanah yang dibutuhkan untuk menghasilkan makanan. Hewan membutuhkan mekanisme pembuahan yang sama pada saat bersamaan.
Kekurangan
1. Penggunaan produk kimia berbahaya
Dengan hilangnya unsur hara dari tanah, petani ingin memperkenalkan produk buatan yang dapat menyebabkan hilangnya fungsi dan unsur hara seperti penggunaan jamu, pupuk, dan pestisida dalam jumlah besar. Bahan kimia sintetis ini digunakan untuk mencegah kerusakan tanaman Anda akibat hama, bakteri, dan gulma.
2. Menghancurkan unsur hara di dalam tanah
Tentunya tanah mengandung unsur hara dan fungsi lainnya. Monokultur mengecualikan semua fungsi ini karena proses budidaya atau budidaya hanya satu jenis tanaman atau spesies hewan. Akibatnya, tidak ada perbedaan jenis tanah dan mikroorganisme hama akibat kurangnya keanekaragaman tanaman, yang meningkatkan keanekaragaman hayati tanah dari serangga dan mikroba. Yang efeknya bisa membunuh mikroorganisme dan bakteri di dalam tanah, merusak kesuburannya.
3. Degradasi Tanah dan Erosi Tanah
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan pada budidaya monokultur juga merusak kesehatan tanah. Saat tanaman dipanen, tidak ada perlindungan tanah alami dari erosi yang disebabkan oleh angin dan hujan. Selain itu lapisan permukaan tanah tidak mengalami regenerasi yang merupakan penyebab utama terjadinya erosi.
Semoga informasi di atas bermanfaat.
Informasi lebih lanjut tentang produk-produk PT. Mutiaracahaya Plastindo, bisa didapatkan lewat menghubungi kami disini.