Kemarau Tiba, Embung Jadi Solusinya!
Banyak masyarakat yang kelimpungan mencari air saat kemarau tiba. Apalagi banyak masyarakat Indonesia yang bekerja di bidang pertanian, atau perkebunan tentu ketersediaan air sangatlah penting. Sehingga ketika musim kemarau tiba, air hujan menjadi satu sumber pengairan yang diandalkan. Karena air hujan tidak bisa diprediksi jumlah serta kecukupannya untuk mengairi lahan tani atau perkebunan milik Anda, oleh karena itu, butuh sebuah wadah yang bisa menampung air hujan untuk dijadikan sumber irigasi pertanian di musim kemarau. Dan biasanya untuk menampung air hujan ini, dibuatlah embung atau waduk semacam danau buatan yang difungsikan sebagai wadah untuk memanen air hujan.
Lalu, bagaimana cara dan syarat-syarat yang perlu diperhatikan untuk membuat embung yang baik untuk menyimpan cadangan air untuk lahan pertanian?
Satu hal yang terpenting dalam membangun embung adalah fungsinya yang digunakan sebagai media atau wadah penyimpanan air hujan.
Dan untuk pembuatan embung sendiri harus dikerjakan dengan melibatkan peralatan berat, semacam bulldozer ekskavator yang difungsikan untuk membuka jalan akses embung kemudian membentuk serta mengeruk puncak bukit dan merapikan dinding tanggul. Kemudian setelah itu lanjut ke tahap yang paling vital, yaitu pemadatan tanggul menggunakan vibro roller untuk membuat tanah padat dan membentuk tanggul hingga menyerupai gundukan tanah alami.
Kemudian di dasar embung dipasang lapisan batu pecah bertepi yang disebut batu bloods digunakan sebagai pengatur kemiringan dasar embung agar aliran air nanti bisa semakin menurun ke arah saluran drainase. Kemiringan ini sendiri berujuan untuk mempermudah pengurasan air saat musim kemarau. Dan pengurasan sendiri bertujuan untuk memperbaiki kebocoran, membersihkan, dan menambal sobekan yang barangkali terdapat di lapisan geomembrane yang ada di dasar embung.
Nah, Geomembrane sendiri adalah lembaran plastik polietilen densitas tinggi yang serupa karpet dengan pelindung khusus agar tahan terhadap sinar ultraviolet, panas matahari, dan garam dalam air. Penyambungan lapisan geomembrane setebal 0,75 mm dapat menggunakan las panas sehingga membentuk lembaran besar kedap air. Ingat, penting sekali penggunaan geomembrane ini di dasar embung milik Anda ya!
Lalu seberapa besar embung yang harus dibangun? Semua itu dihitung berdasarkan kebutuhan air untuk tanaman selama enam bulan. Kalau Anda menggunakan embung ini untuk mengairi tanaman pangan atau hortikultura, maka embung yang dibutuhkan adalah berkapasitas 8.000 m³ karena dapat mendukung tiga sampai empat hektar lahan hortikultura selama enam bulan.
Informasi lebih lanjut tentang produk-produk PT. Mutiaracahaya Plastindo, bisa didapatkan lewat menghubungi kami disini.