Belajar Tentang Mulsa Organik dan Anorganik

Mulsa adalah semua bahan yang digunakan pada permukaan tanah terutama untuk menghalangi hilangnya air karena penguapan atau untuk mematikan tanaman pengganggu. Mulsa sudah terbukti efektif sekali untuk mengurangi penguapan dan menghindari tumbuhnya tanaman pengganggu, tetapi pada umumnya tidak dapat digunakan pada tanaman yang memerlukan pengolahan tanah susulan. Dan dari bahan asalnya mulsa bisa dibedakan menjadi dua, yaitu: mulsa organik dan anorganik. Apa saja perbedaan dan keunggulan dari dua jenis mulsa ini? Yuk, cari tahu penjelasannya berikut ini.

  1. Mulsa organik

Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang. Mulsa ini murah dan mudah didapat. Keuntungan lainnya adalah mulsa ini dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik dalam tanah. Sebaiknya cacah terlebih dahulu jerami atau alang-alang sebelum ditebarkan di atas tanah sebagai mulsa. Hanya saja pada beberapa waktu kemudian perlu ditambahkan cacahan jerami atau alang-alang untuk mengganti yang mulsa yang telah terurai. Selain jerami dan alang-alang dapat juga digunakan cacahan batang dan daun jagung atau rumput-rumputan lainnya.

Mulsa organik sangat mudah didapat serta bersifat ekonomis daripada mulsa anorganik. Tapi mulsa organik tidak selalu tersedia. Berikut ini kelebihan-kelebihan dan keunggulan dari mulsa organik, seperti :

  • Mulsa organik mampu menekan erosi tanah;
  • Mulsa organik mampu menurunkan suhu tanah sehingga baik untuk tanaman budidaya;
  • Mulsa organik dapat menekan pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu);
  • Dapat diperoleh dengan mudah di alam;
  • Biaya lebih murah dan ekonomis;
  • Cara memperoleh mulsa organik sangat mudah, sebab bisa diambil dari sisa hasil pertanian seperti pelepah pisang, batang kacang tanah, dll;
  • Pemakaian mulsa organik dapat menambah bahan organic yang berguna untuk tanah agar tanah tidak lapuk. Sebab, pada beberapa kali tanam, tanah dapat lapuk sehingga membahayakan tanaman.
  1. Mulsa anorganik

Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar atau tidak dapat terurai. Contoh mulsa anorganik adalah mulsa plastik, mulsa plastik hitam perak (MPHP) dan karung. Jika mulsa organik diberikan setelah tanaman atau bibit ditanam, maka mulsa anorganik dipasang sebelum tanaman atau bibit ditanam. Kemudian mulsa dilubangi sesuai dengan jarak tanam.

Berikut ini ada beberapa keuntungan/keunggulan/kelebihan dari pemakaian mulsa anorganik, yaitu :

  • Mulsa plastik dapat meningkatkan produktivitas hasil panen yaitu produksi tanaman jauh lebih baik. Peningkatan suhu tanah akan memicu laju laju pertumbuhan tanaman serta mempercepat masa panen dibanding dengan penggunaan mulsa lainnya;
  • Mulsa plastik dapat mencegah hilangnya unsur hara di dalam tanah. Sebab, biasanya ketika hujan dengan intensitas tinggi, maka unsur hara dapat terbawa bersama air hujan. Dengan memanfaatkan mulsa, maka akan mencegah terjadinya erosi hara akibat air hujan tersebut;
  • Mulsa anorganik mampu mengurangi evaporasi (penguapan air) sebab dengan tertutupnya tanah oleh mulsa plastik dapat mencegah kehilangan air di dalam tanah secara berlebihan;
  • Selain itu, menggunakan mulsa anorganik dapat menjaga kelembaban tanah sehingga lahan bedengan tidak mudah kering.

Informasi lebih lanjut tentang produk-produk PT. Mutiaracahaya Plastindo, bisa didapatkan lewat menghubungi kami disini.

%d bloggers like this: