Apa Saja Permasalahan hidroponik di Indonesia?

Meski dikenal bermanfaat, budidaya hidroponik ini ternyata juga memiliki kendala lho. Apa saja kendala-kendala itu?

Permasalahan Hidroponik di Indonesia

Meskipun hasil dari tanaman hidroponik ini bagus dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, tetapi di dalam proses penanamannya masih ada banyak kendala atau permasalahan yang harus dihadapi oleh petani. Permasalahan hidroponik di Indonesia ini, kurang lebih sama dengan permasalahan hidroponik di wilayah lainnya.

Berikut ini beberapa kendala dalam penanaman tanaman dengan cara hidroponik di Indonesia :

Listrik 24 Jam

Pada dasarnya tanaman memerlukan waktu istirahat yang cukup seperti manusia, waktu istirahat pada tanaman biasanya selama 7-8 jam dalam satu hari. Selama tanaman beristirahat, maka mereka tidak akan menyerap unsur hara yang ada di sekelilingnya.

Namun tingkat kelembapannya harus tetap terjaga dengan baik, yang dimana tujuannya adalah supaya bagian akarnya tidak mengalami kekeringan dan hal itu bisa mengakibatkan tanaman menjadi layu.

Apabila hal ini dibiarkan maka tanaman akan mati, untuk menjaga supaya hal itu terjadi Anda harus menjalankan aliran pompa secara terus menerus di malam hari. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut berasal dari aliran pompa tersebut.

Sayangnya, jika listrik mati maka pompa listrik pun akan ikut mati dan pemberian nutrisi pada tanaman akan terhenti. Untuk cara pencegahannya, Anda bisa menggunakan genset khusus untuk pengaliran dari pompa agar nutrisi tetap bisa diberikan pada tanaman.

Cara lainnya yaitu bisa dengan menggunakan rockwool, karena air yang tersisa pada rockwool ini mampu bertahan selama 2-3 jam lamanya pada saat listik mati.

Daun yang Rusak

Kendala atau masalah lainnya yang dihadapi dalam proses penanaman dengan hidroponik adalah terjadinya hujan, yang bisa membuat tingkat kelembapan meningkat sehingga muncullah cendawan. Cara mengatasinya adalah dengan menutup daun dengan plastik.

Konsenstrasi Larutan

Hujan juga dapat mengubah konsentrasi yang terdapat pada larutan nutrisi, karena air hujan ini memiliki kandungan asam. Apabila air hujan masuk ke dalam tangki maka Anda harus membuang seluruh larutan yang ada di sana, lalu membuat kembali larutan baru.

Jika Anda tidak melakukan hal itu maka tanaman hidroponik akan kekurangan nutrisi sehingga tanaman tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Cara mengatasi hal ini bisa dengan memasang kran penutup, pada aliran hujan yang masuk ke saluran pembuangan tadi.

Ketika hujan turun maka Anda hanya tinggal membuka kran sehingga air hujan bisa langsung terbuang, dan pipa yang mengarahkan larutan nutrisi tadi untuk langsung ke bak tangki yang sudah tertutup.

Debit Air

Dalam cara budidaya yang tepat untuk jenis tanaman hidroponik, Anda akan membutuhkan debit air. Debit air yang dibutuhkan untuk tanaman hidroponik ini adalah sekitar 1-2 liter setiap menitnya.

Anda juga bisa menggunakan pompa yang memiliki kekuatan sekitar 500 watt atau ¾ HP yang sesuai dengan ukuran area tanaman yang luasnya mencapai 720 m2.

Lumut yang Muncul di Selang Plastik

Cara yang paling mudah untuk membersihkan lumut di dalam selang plastik adalah dengan merendam selang dengan menggunakan air panas. Setelah itu tambahkan juga 1 sdm pemutih per galon ketika akan membersihkan lumutnya.

Kemudian jalankan lagi seperti biasa, jika perendaman sudah selesai dilakukan dengan sistem NFT. Cara ini dilakukan untuk mengusir lumut yang berada di dalam selang yang cukup sulit untuk dibersihkan.

Anda juga bisa menggunakan alternatif cara lainnya yaitu dengan merendam selang dengan cairan pemutih, setelah itu bilas seluruh bagiannya, keringkan, dan simpan kembali untuk membersihkan selang di lain hari.

Demikian. Semoga bermanfaat.

Informasi lebih lanjut tentang produk-produk PT. Mutiaracahaya Plastindo, bisa didapatkan lewat menghubungi kami disini.

%d bloggers like this: